Sejak di bangku sekolah, Jenderal Soedirman sudah aktif berorganisasi. Minat ini pun ia tunjukkan dengan bergabung di organisasi Islam Muhammadiyah pada tahun 1916. Berkat kemampuan berorganisasi nya inilah Jenderal Soedirman bisa menjadi salah satu tokoh besar yang dihormati dan disegani oleh masyarakat.
Baca Juga : Biografi Singkat Ir. Soekarno
Jenderal Soedirman berhasil meraih gelar jenderalnya saat ia masih berusia 31 tahun dan bergabung bersama tentara Pembela Tanah Air (PETA) pada masa pendudukan Jepang. Saat itu ia menjabat sebagai Komandan Batalyon di Kroya. Berkat kinerjanya ia pun dipercaya menjadi Panglima Divisi V/Banyumas TKR hingga akhirnya bisa menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI).
Perjuangan Jenderal Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak pernah mengenal lelah. Dengan prinsip, keyakinan dan kerja kerasnya ia selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan dirinya sendiri. Bahkan saat Agresi Militer Belanda II, ia tetap berdiri tegar memberikan semangat kepada para prajuritnya meski ia sedang dalam kondisi sakit.
Sebelum menjadi jenderal, sang panglima pernah memperoleh pendidikan formal di Sekolah Taman Siswa dan sekolah guru (HIK) Muhammadiyah di Solo. Walaupun tidak tamat, Soedirman muda sempat menjadi guru di sekolah HIK tersebut.
Sementara pendidikan militer baru ia jalani melalui pendidikan tentara Pembela Tanah Air (PETA) di bogor. Jasa pertama Jenderal Soedirman sebagai tentara yang sampai saat ini masih dikenang adalah saat ia bersama pasukannya berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas dalam suatu pertempuran.
Jenderal Soedirman terpilih menjadi panglima besar TKR pada tanggal 2 November 1945 melalui konferensi TKR yang diadakan pada masa itu. Tidak lama setelah itu, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1945 presiden Republik Indonesia memberikan gelar “jenderal” kepada beliau atas prestasi-prestasinya sebagai panglima besar TKR.
Adapun beberapa prestasi jenderal Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yaitu berhasil memukul mundur pasukan Inggris di Ambarawa pada tanggal 12 Desember 1945 hingga ke Semarang dan melawan tentara Belanda pada Agresi Militer II dengan pantang menyerah meskipun dalam kondisi sakit.
Dengan menggunakan tandu, Jenderal Soedirman tetap berangkat memimpin pasukannya untuk melakukan perang gerilya. Kondisi ini ia jalani selama hampir bulan. Dalam kondisi lemah di tengah hutan dan di atas gunung beliau tetap memberikan semangat yang tidak ada henti-hentinya kepada para pasukan yang dipimpinnya.
Bahkan disaat kondisinya sudah tidak memungkinkan dan harus segera dibawa pulang, Jenderal Soedirman masih setia mengirimkan pemikiran-pemikirannya tentang strategi dan taktik perang meskipun ia tidak lagi menjadi panglima perang di lapangan.
Semasa hidup, Jenderal Soedirman juga pernah menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Karesidenan Banyumas.Ia juga diketahui pernah mendirikan koperasi demi menolong rakyat yang kelaparan.
Namun, sayangnya perjuangan Jenderal Soedirman harus terhenti saat usianya masih 34 tahun. Tepat pada tanggal 29 Januari 1950 Jenderal Soedirman meninggal karena penyakit paru-paru yang dideritanya. Ia meninggal di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Atas jasa-jasanya Panglima Besar Jenderal Soedirman dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.
Posting Komentar untuk "Biografi Singkat Sang Panglima Besar Jenderal Soedirman"