Macam-macam Lembaga Pendidikan Islam

Macam-macam Lembaga Pendidikan Islam

Ada banyak lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia diantaranya, yaitu: (1) pondok pesantren, (2) madrasah, dan (3) perguruan tinggi. Adapun penjelasan dari ketiganya adalah sebagai berikut:

1. Pondok Pesantren

Lembaga Pendidikan Agama Islam pertama didirikan di Indonesia adalah dalam bentuk pesantren. Dengan karakternya yang khas “religius oriented”, pesantren inilah mampu meletakkan dasar-dasar pendidikan keagamaan yang kuat. Para santri tidak hanya dibekali pemahaman tentang ajaran Islam tetapi juga kemampuan untuk menyebarkan dan mempertahankan Islam. 

Adapun istilah pesantren itu sendiri berasal dari kata funduq (Bahasa Arab) yang berarti rumah penginapan atau asrama atau hotel. Pengertian ini di ambil dari asal mula berdirinya pondokan, yaitu ketika para penduduk peserta pengajian tidak kebagian tempat, mengingat jumlah santri yang belajar tidak tertampung lagi di masjid. 

Istilah pondok berasal dari asrama-asrama santri atau tempat atau tempat tinggal yang terbuat dari bambu. Pesantren itu sendiri berasal dari kata santri, yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Makna dari kata ini berarti tempat tinggal santri.

Di Indonesia istilah santri sering dinisbathkan kepada mereka yang terbiasa tinggal di asrama. Abdurraahman Wahid menyebutkan pondok pesantren sebagai sebuah komplek dengan lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan sekitarnya. Dalam kompleks ini terdiri dari beberapa bangunan, rumah kediaman pengasuh (di Jawa disebut Kyai, di sunda disebut ajengan), sebuah surau atau majelis tempat pengajaran diberikan (yang dalam bahasa Arab disebut madrasah, yang terlebih sering mengandung konotasi sekolah), dan sarana tempat tinggal siswa pesantren.

Dari berbagai literatur menjelaskan bahwa pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselasikan mobilitas vertikal (dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial). 

Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan sosial masyarakat. Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya. (Mastuki, 2006)

Secara garis besar, lembaga pesantren dapat digolongkan menjadi dua tipologi, yaitu tipe pesantren Salafi (tradisional) dan tipe pesantren Khalafi (modern). Pesantren salafi yaitu pesantren yang tetap mempertahankan materi pembelajaran yang sumbernya kitab-kitab klasik Islam atau kitab “gundul” (tulisan  arab tanpa baris). Sistem sorogan (individual) menjadi sendi utama yang diterapkan. Pengetahuan non agama tidak dibelajarkan. Sementara itu pesantren khalafi yaitu sistem pesantren yang menerapkan sistem madrasah, yaitu pembelajaran secara klasikal, dan memasukkan pengetahuan umum dalam kurikulum. Dan pada akhir-akhir ini menambah dengan berbagai keterampilan. Perbedaan antara pesantren tradisional dengan pesantren modern dapat diidentifikasi dari perspektif manajerialnya. Pesantren modern telah dikelola secara rapi dan sistematis dengan mengikuti aturan main manajerial yang umum. Sementara itu, pesantren tradisional berjalan secara alami tanpa berupaya mengelola secara efektif. 

2. Madrasah

Dalam bahasa Arab, madrasah artinya sekolah. Secara istilah, madrasah merupakan tempat yang secara khusus atau sengaja diadakan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki ciri khas Islam, madrasah memegang peranan penting dalam proses pembentukan kepribadian peserta didik, karena melalui pendidikan madrasah ini para orang tua berharap agar anak-anaknya memiliki dua kemampuan sekaligus, tidak hanya pengetahuan umum (IPTEK) tetapi juga memiliki kepribadian dan komitmen yang tinggi terhadap agamanya (IMTAK). Dengan demikian, tugas madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam membutuhkan manajemen yang baik yang mencakup berbagai fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian dan pengendalian, agar proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik.  

Ditinjau dari segi penguasaan agama, mutu siswa madrasah lebih rendah daripada mutu santri pesantren. Sementara itu, ditinjau dari penguasaan materi umum, mutu siswa madrasah lebih rendah daripada sekolah umum. Jadi, penguasaan baik pelajaran agama maupun materi umum serba mentah (tidak matang). Apabila ditinjau dari segi manajemen, madrasah lebih teratur daripada pesantren tradisional, tetapi dari segi penguasaan pengetahuan agama, santri lebih mumpuni. Keadaan ini wajar terjadi karena santri tersebut hanya mempelajari pengetahuan agama, sementara beban siswa madrasah berganda. Demikian juga, menjadi wajar ketika dalam hal penguasaan pengetahuan umum, siswa sekolah umum lebih menguasai daripada siswa madrasah karena beban siswa sekolah umum tidak sebanyak siswa madrasah. 

3. Perguruan Tinggi

Berbagai terobosan yang dilakukan oleh para``` tokoh Islam untuk memberdayakan umat Islam di Indonesia dalam jalur pendidikan juga diwujudkan dengan mendirikan perguruan tinggi Islam sebagai sebuah lembaga lanjutan. Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) berpolarisasi menjadi dua, yaitu Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS). PTAIN dikelola dan didanai oleh hampir sepenuhnya oleh pemerintah/ negara, sedangkan PTAIS dikelola dan didanai hampir sepenuhnya oleh masyarakat.  

Pada umumnya, PTAIN lebih maju dari PTAIS karena PTAIN memperoleh pendanaan yang lebih memadai, manajemen yang lebih profesional, kontrol yang lebih ketat, serta dukungan masyarakat yang lebih kuat dan luas. Namun, secara khusus, dalam kasus-kasus tertentu, mungkin saja ada perguruan tinggi agama Islam swasta yang lebih berkualitas daripada perguruan tinggi agama Islam negeri. Perbedaan kualitas itu tidak hanya terjadi di kalangan perguruan tinggi Islam, tetapi kecenderungan yang sama juga telah lama terjadi di kalangan perguruan tinggi umum. Karena itu, kesan yang terbangun di Indonesia adalah perguruan tinggi negeri, baik yang berlabel Islam maupun umum, lebih berkualitas daripada perguruan tinggi swasta.  


Ruang Belajar Channel
Ruang Belajar Channel Education Content Creator

Posting Komentar untuk "Macam-macam Lembaga Pendidikan Islam"