Sudah 77 tahun semenjak Indonesia merdeka, dimana sudah pasti tidak lepas dari perjuangan para pahlawan di masa lampau yang terus berusaha mengibarkan Bendera Merah Putih. Setelah Proklamasi pada 17 Agustus 1945, Indonesia tidak begitu saja bersantai. Ada banyak peristiwa yang terus terjadi, termasuk 5 pertempuran besar untuk mempertahankan NKRI setelah kemerdekaan Indonesia.
5 Pertempuran Setelah Kemerdekaan Indonesia Untuk Mempertahankan NKRI
Setelah kemerdekaan, Indonesia masih harus terus berjuang untuk berdiri di kaki sendiri. Belanda yang masih menginginkan tanah Indonesia pun jadi masalah yang cukup besar. Meski Presiden Soekarno telah menjabat, penjajah masih berusaha mengklaim kepemilikan akan NKRI. Pasca kemerdekaan pun tercatat ada beberapa pertempuran hebat dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia, yaitu:
Medan Area
5 pertempuran besar untuk mempertahankan NKRI setelah kemerdekaan Indonesia pertama adalah Pertempuran Medan Area. Pertempuran ini bermula pada tanggal 9 Oktober 1945, dimana pasukan sekutu (Inggris) di bawah pimpinan T.E.D Kelly mendarat di Medan Sumatra Utara (dulu bernama Sumatra Timur). Kedatangan pasukan sekutu tersebut ternyata di boncengi oleh pasukan belanda yang saat itu menggunakan nama Netherland Indies Civil Administration (NICA). Tujuan mereka adalah untuk mengambil alih pemerintahan Indonesia setelah Jepang menyatakan kekalahannya.
Namun, kedatangan Sekutu ini pun memancing bentrok dengan warga Medan. Dimana pada tanggal 13 Oktober 1945, ada insiden di salah satu hotel yang ada di Jalan Bali, Medan. Seorang penghuni yang merupakan Sekutu, merampas lencana merah putih dari pemuda Indonesia dan kemudian menginjaknya.
Peristiwa ini pun akhirnya memicu kemarahan pemuda Indonesia. Barisan pemuda bersama Tentara Kemanan Rakyat (TKR) pun bertempur melawan NICA dan sekutu untuk merebut gedung–gedung dari Jepang. Pertempuran sengit terus terjadi, hingga Sekutu dan NICA berhasil merebut Medan. Tapi, perjuangan pemuda dan rakyat Medan terus berkobar, hingga akhirnya tahun 1946 perjuangan meluas ke Berastagi, Bukit Tinggi, Padang hingga Aceh.
Pertempuran Surabaya
10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan di Indonesia dan merupakan puncak dari Pertempuran Surabaya. Terjadi pada tanggal 25 Oktober 1945 hingga 20 November 1945, bisa dikatakan pertempuran ini sangat besar dampaknya. Berawal dari datangnya pasukan Sekutu dan NICA di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 di bawah kepemimpinan A.W.S Mallaby.
Kedatangan mereka jelas memicu kemarahan masyarakat Surabaya. Karena sudah menyatakan diri merdeka dari segala penjajahan, kedatangan Sekutu dan NICA dinilai tidak menghormati proklamasi. Dengan komando dari Bung Tomo, seluruh pejuang pun menyerang Sekutu dan NICA.
Puncaknya adalah ketika A.W.S Mallaby tewas dan menyebabkan kemarahan Sekutu yang mengancam warga Surabaya untuk segera menyerahkan diri dan senjata hingga 10 November 1945. Tapi, ancaman ini tidak digubris dan akhirnya pada tanggal tersebut terjadi pertempuran besar yang menewaskan 1.600 pejuang dari Indonesia dan 2.000 tentara sekutu. Menjadi salah satu 5 pertempuran besar untuk mempertahankan NKRI setelah kemerdekaan Indonesia, 10 November pun ditetapkan sebagai Hari Pahlawan hingga sekarang.
Pertempuran Ambarawa
5 pertempuran besar untuk mempertahankan NKRI setelah kemerdekaan Indonesia selanjutnya adalah pertempuran Ambarawa. Pertempuran Ambarawa yang disebut juga Palagan Ambarawa merupakan pertempuran rakyat Indoneisa melawan pasukan sekutu (Inggris) dan Belanda di Ambarawa Jawa Tengah.
Pertempuran Ambarawa dilatarbelakangi kedatangan pasukan Sekutu (inggris) yang dipimpin oleh brigadir bethell. Kedatangan Sekutu tersebut diboncengi oleh Belanda yang saat itu menggunakan nama Netherland Indies Civil Administration (NICA). Mereka mendarat di semarang pada tanggal 20 oktober 1945 setelah kekalahan Jepang dari sekutu dan setelah kemerdekaan Indonesia. Kedatangan mereka ke Indonesia bertujuan untuk mengurus para tentara tawanan perang atau belanda. Mereka juga berjanji tidak akan mengusik kemerdekaan Indonesia.
Kedatangan Sekutu tersebut disambut baik oleh Wongsonegoro (gubernur Jawa Tengah saat itu) karena dianggap menghargai kemerdekaan Indonesia dan hanya mengurus para tawanan perang. Akan tetapi, Sekutu bersama NICA secara diam-diam juga memiliki tujuan untuk menguasai Indoneisa. Mereka diam-diam mulai membebaskan para tawanan perang dan mempersenjatai tentara tawanan perang atau belanda. Hal tersebut menjadikan Indonesia marah, sehingga memicu pertempuran antara pasukan sekutu dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 26 Oktober 1945 di Magelang.
Puncak pertempuran terjadi pada tanggal 22 November 1945 dimana pasukan inggris mulai menyerang dan mengebom kampung-kampung di sekitar Ambarawa. Pasukan TKR melakukan perlawanan dengan serangan fajar sehingga berhasil mengepung sekutu.
Di bawah komando dari Panglima Besar Sudirman, pada tanggal 12 Desember 1945 melakukan serangan mendadak kepada sekutu dan berhasil mengepung mereka selama 4 hari dan 4 malam. Hingga akhirnya pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Inggris terdesak dan meninggalkan Ambarawa.
Pertempuran Bandung
Disebut sebagai Bandung Lautan Api, pertempuran yang terjadi pada 23 Maret 1946 ini pun sangatlah terkenal. Masuk sebagai 5 pertempuran besar untuk mempertahankan NKRI setelah kemerdekaan Indonesia adalah salah satu peristiwa hingga sekarang masih dikenang. Hal ini sendiri karena pada saat itu, 200.000 penduduk di Bandung membakar rumah mereka.
Tujuannya adalah agar Sekutu dan NICA tidak menjadikan Bandung sebagai markas militer dalam upaya menghancurkan kemerdekaan. Pasukan dari Inggris yang dikomandoi oleh Brigade MacDonald sampai di Bandung pada 12 Oktober 1945, dimana memang sudah terlihat tidak ada hubungan baik antara Pemerintah Indonesia dengan sekutu.
Sekutu kala itu menuntut agar masyarakat menyerahkan senjata api, kecuali TKR. Namun, pasukan Belanda yang awalnya adalah tawanan dan dibebaskan mulai membuat ketidaknyamanan dan keamanan pun terancam. Akhirnya bentrokan pun terjadi antara Sekutu Inggris dan TKR.
Akibatnya, Brigade MacDonald memberikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar segera meninggalkan Bandung Utara yang disebabkan serangan di Hotel Preanger dan Hotel Homann. Karena ultimatum inilah, para pemuda TRI atau Tentara Republik Indonesia tidak rela Bandung dijadikan markas militer.
Akhirnya, operasi Bumi Hangus dilakukan oleh TRI dan masyarakat Bandung. Bersama-sama meninggalkan kota dan malam harinya pun pembakaran terjadi. Seluruh Bandung pun terbakar dan gudang amunisi dari Sekutu diserang dan dibakar habis.
Puputan Margarana
Pertempuran yang terjadi di Bali ini adalah salah satu yang paling besar. Pada Perjanjian Linggarjati 10 November 1946, hanya mengakui Sumatera, Jawa serta Madura menjadi bagian dari Indonesia. Pasukan TKR di Bali yang dibentuk oleh Kolonel I Gusti Ngurah Rai tidak ingin Belanda merebut Bali.
Meski kala itu I Gusti Ngurah Rai telah dibujuk oleh Belanda untuk bergabung, tapi rasa cintanya terhadap Indonesia pun tidak membuatnya gentar. Penolakan Bali bergabung dengan Belanda pun berakhir pertempuran sengit. Dimana I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukan Ciung Wanara untuk merebut senjata yang dimiliki NICA.
Kejadian ini jelas membuat pihak Sekutu murka dan pertempuran tidak terelakan lagi. Karena terus terjadi perlawanan, Belanda pun terpaksa menggunakan pesawat tempur yang diterbangkan dari Makassar. Pertempuran ini pun membuat I Gusti Ngurah Rai gugur bersama 95 pasukan lain, dimana sebanyak 200 pasukan dari Belanda juga tewas.
Itulah 5 pertempuran besar untuk mempertahankan NKRI setelah kemerdekaan Indonesia yang perlu kita kenang sekarang. Tanpa perjuangan dari para pahlawan yang gugur saat itu, tidak mungkin Indonesia bertahan seperti sekarang ini.
Posting Komentar untuk "5 Pertempuran Besar Untuk Mempertahankan NKRI Setelah Kemerdekaan Indonesia"